Senyawa ion cukup menarik untuk dibahas kali ini. Sebelum lebih jauh, siapa yang tau apa itu ikatan kimia ? Yuk kita mulai dari pengertiannya, ikatan kimia adalah gaya yang mengikat atom – atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa. Konsep ini dikemukakan pertama kali oleh Gilbert Newton Lewis (1875 – 1946) pada tahun 1916 dari Amerika dan Albrecht Kossel (1853 – 1927) dari Jerman.
Baca Juga : Sifat – Sifat Periodik Unsur Dalam Tabel Periodik Kimia
Daftar Isi Artikel
Konsep Senyawa Ion
Konsep dari Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927) dari Jerman berisi beberapa pernyataan seperti berikut :
- Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki susunan elektron yang stabil.
- Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang stabil seperti gas mulia. Caranya dengan melepaskan elektron atau menangkap elektron.
- Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai dengan cara berikatan dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan elektron, menangkap elektron, maupun pemakaian elektron secara bersama-sama.
Konfigurasi Elektron Gas Mulia
Unsur gas mulia merupakan unsur yang paling stabil diantara unsur – unsur yang lain. Kestabilan ini dikarenakan oleh susunan elektronnya berjumlah 8 elektron di kulit terluar, kecuali helium (mempunyai konfigurasi elektron penuh). Dan hal ini dikenal dengan konfigurasi oktet, kecuali helium dengan konfigurasi duplet.
Periode | Unsur | Nomor Atom | Kulit | Kulit | Kulit | Kulit | Kulit | Kulit |
K | L | M | N | O | P | |||
1 | He | 2 | 2 | |||||
2 | Ne | 10 | 2 | 8 | ||||
3 | Ar | 18 | 2 | 8 | 8 | |||
4 | Kr | 36 | 2 | 8 | 18 | 8 | ||
5 | Xe | 54 | 2 | 8 | 18 | 18 | 8 | |
6 | Rn | 84 | 2 | 8 | 18 | 32 | 18 | 8 |
Unsur – unsur yang lainnya dapat mencapai konfigurasi oktet dengan cara membentuk ikatan agar bisa menyamakan konfigurasi elektronnya dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat. Kecenderungan ini bisa dikatakan aturan oktet. Konfigurasi oktet atau (konfigurasi stabil gas mulia) dapat dicapai dengan cara melepas, menangkap, atau memasangkan elektron.
Dalam mempelajari bab ikatan kimia ini, kita juga harus memahami terlebih dahulu tentang lambang Lewis. Lambang lewis mempunyai arti lambang atom disertai elektron valensinya. Elektron dalam lambang Lewis dapat dinyatakan dalam titik atau silang kecil (James E. Brady, 1990).
Unsur gas mulia merupakan unsur yang paling stabil diantara unsur – unsur yang lain.
Senyawa Ion
Ikatan ion atau senyawa ion adalah ikatan yang terjadi karena perpindahan elektron dari satu atom ke atom lainnya (James E, 1990). Senyawa ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam).
Atom logam, setelah melepaskan elektron akan berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan akan mengalami tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Ikatan ion atau senyawa ion adalah ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar atau berkisar 27 derajat celcius, semua senyawa ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl– dan tiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+.
Senyawa Ion bisa diketahui dari sifatnya, seperti berikut :
- Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi. Sebagai contoh, NaCl meleleh pada 801 °C.
- Rapuh, akan hancur jika dipukul.
- Lelehannya dapat menghantarkan listrik.
- Larutannya jika berada dalam air dapat menghantarkan listrik.
Ikatan ion atau senyawa ion adalah ikatan yang terjadi karena perpindahan elektron dari satu atom ke atom lainnya
Contoh lainnya dari pembentukan senyawa ion
a. Pembentukan MgCl2
Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut.
– Mg : 2, 8, 2
– Cl : 2, 8, 7
Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan melepas 2 elektron, sedangkan Cl dengan menangkap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi ion Mg2+, sedangkan atom Cl menjadi ion Cl–.
– Mg (2, 8, 2) ⎯⎯→ Mg2+ (2, 8) + 2 e– (konfigurasi elektron ion Mg2+ sama dengan neon)
– Cl (2, 8, 7) + e– ⎯⎯→ Cl– (2, 8, 8) (konfigurasi elektron ion Cl– sama dengan argon)
Ion Mg2+ dan ion Cl– kemudian bergabung membentuk senyawa dengan rumus MgCl2.
b. Ikatan antara atom 12Mg dan O8 dalam MgO
Konfigurasi elektron Mg dan O sebagai berikut :
Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron)
O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)
Atom O akan memasangkan 2 elektron, sedangkan atom Mg juga akan
memasangkan 2 elektron.
c. Ikatan ion pada 19K dan O8 dalam K2O
Konfigurasi elektron sebagai berikut :
K : 2, 8, 8, 1 (melepas 1 elektron) membentuk K+
O : 2, 6 (menerima 2 elektron) membentuk O2–
2 K+ + O2– ⎯⎯→ K2O
d. Ikatan ion pada Fe (elektron valensi 3) dengan Cl (elektron valensi 7) membentuk FeCl3
Fe mempunyai elektron valensi 3 akan membentuk Fe3+
Cl mempunyai elektron valensi 7 akan membentuk Cl–
Fe3+ + 3 Cl– ⎯⎯→ FeCl3
Cukup sekian pembahasan dari admin, semoga bermanfaat 🙂