Bensin diesel merupakan salah satu materi kimia atau bab kimia yang akan diberikan ke siswa pada saat kelas 10 SMA. Materi bensin diesel ini mudah untuk dipahami karena tidak ada hitung menghitungnya. Siapa disini yang telah mempelajari minyak bumi ? Hayo, bagi yang belum mempelajari minyak bumi, yuk dibaca dahulu pada link berikut ini :
Baca Juga : Minyak Bumi Materi Kimia Kelas 10 SMA Lengkap
Berikut cuplikan Fraksi Hidrokarbon :
No. | Fraksi | Jumlah Atom C | Titik Didih | Kegunaan |
1. | Gas | C1 – C5 | –164 °C – 30 °C | bahan bakar gas |
2. | Eter petroleum | C5 – C7 | 30 °C – 90 °C | pelarut, binatu kimia |
3. | Bensin | C5 – C12 | 30 °C – 200 °C | bahan bakar motor |
4. | Minyak tanah | C12 – C16 | 175 °C – 275 °C | minyak lampu, bahan bakar kompor |
5. | Minyak gas, bakar, dan diesel | C15 – C18 | 250 °C – 400 °C | bahan bakar mesin diesel |
6. | Minyak-minyak pelumas, gemuk, jeli petrolium | C16 ke atas | 350 °C ke atas | pelumas |
7. | Parafin (lilin) | C20 ke atas | 52 °C – 57 °C Meleleh | lilin gereja, pengendapan air bagi kain, korek api,dan pengawetan |
8. | Ter | residu | aspal buatan | |
9. | Kokas petroleum | residu | bahan bakar, elektrode |
Daftar Isi Artikel
Bensin Diesel Motor
Kualitas Bensin Diesel
Salah satu dari hasil pengolahan distilasi bertingkat minyak bumi yaitu bensin, yang dihasilkan pada kisaran suhu 30 °C – 200 °C. Bensin yang dihasilkan dari distilasi bertingkat biasanya disebut dengan bensin distilat langsung (straight run gasoline). Pengertian bensin, bensin adalah campuran dari isomer-isomer heptana (C7H16) dan oktana (C8H18). Bensin diesel motor biasa juga disebut dengan petrol atau gasolin. Sebenarnya fraksi bensin adalah produk yang dihasilkan pada jumlah yang sangat sedikit. Namun demikian karena bensin biasanya menjadi salah satu bahan bakar yang paling banyak digunakan orang untuk bahan bakar kendaraan mereka, maka dilakukan upaya untuk terus mendapatkan bensin dalam jumlah yang besar. Cara yang dilakukan yaitu dengan proses cracking atau (pemutusan hidrokarbon yang rantainya panjang menjadi hidrokarbon rantai pendek). Minyak bumi akan dipanaskan mencapai suhu 800 °C, sehingga rantai hidrokarbon yang kurang begitu dibutuhkan dapat dipecah menjadi rantai yang pendek, sesuai rantai pada fraksi bensin (Keenan, Kleinfelter, Wood, 1992).
Mutu atau biasa disebut dengan kualitas bensin ditentukan oleh persentase isooktana yang terkandung di dalam bensin atau yang biasa disebut sebagai bilangan oktan. Dikatakan kualitas bensin ditentukan oleh isooktana (2,2,4–trimetilpentana), hal ini terkait dengan efisiensi oksidasi yang dilakukan oleh bensin terhadap mesin kendaraan yang digunakan. Efisiensi energi yang tinggi diperoleh dari bensin yang memiliki rantai karbon yang mempunyai cabang banyak. Sebutkan komponen bensin ? Adanya komposisi bensin premium atau komponen bensin berantai lurus akan menghasilkan energi yang kurang efisien, artinya banyak energi yang terbuang sebagai panas bukan sebagai kerja mesin, dan hal ini menyebabkan terjadinya knocking atau biasa disebut ketukan pada mesin. Ketukan pada mesin ini menyebabkan mesin menjadi sangat cepat rusak. Jenis bensin berdasarkan bilangan oktan, bensin premium mempunyai bilangan oktan sebesar 82, sedangkan bensin super memiliki bilangan oktan 98.
Bensin adalah campuran dari isomer-isomer heptana (C7H16) dan oktana (C8H18)
Angka Oktan dan Manfaatnya
Bensin premium memiliki bilangan oktan 82, sedangkan bensin super memiliki bilangan oktan 98.
Untuk dapat meningkatkan bilangan oktan bensin premium, ditambahkan satu zat yang disebut dengan TEL (tetraetil lead) atau tetraetil timbal. Penambahan TEL dalam konsentrasi tertentu, biasanya 0,01% ke dalam bensin dapat menaikkan bilangan oktan tersebut, sehingga ketukan pada mesin akan dapat dikurangi. Namun demikian penggunaan TEL (tetraetil lead) ini memberikan dampak yang tidak bagus pada kesehatan manusia. Hal ini disebabkan oleh gas buang kendaraan bermotor yang bahan bakarnya mengandung TEL, menghasilkan partikel-partikel timbal. Partikel timbal yang terisap oleh manusia dalam kadar yang sangat tinggi, menyebabkan terganggunya enzim pertumbuhan pada manusia. Akibatnya bagi anak-anak yaitu berat badan yang berkurang disertai dengan perkembangan sistem syaraf yang akan melambat. Pada orang dewasa, partikel timbal ini akan menyebabkan hilangnya cepat lelah, selera makan, dan rusaknya saluran pernapasan. Maka dari itu sekarang sedang digalakkan penggunaan bensin tanpa timbal, yaitu dengan mengganti TEL dengan MTBE (metil tersier butil eter), yang memiliki fungsi sama untuk meningkatkan bilangan oktan, tetapi tidak melepaskan timbal di udara.
Mutu atau biasa disebut dengan kualitas bensin ditentukan oleh persentase isooktana yang terkandung di dalam bensin atau yang biasa disebut sebagai bilangan oktan.
Penggunaan Residu dalam Industri Bensin Diesel Pertamina
Berbagai produk bahan yang akan dihasilkan dari produk petrokimia telah banyak ditemukan. Nama lain bensin atau petrokimia yaitu bahan-bahan atau produk yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi. Bahan-bahan petrokimia biasanya dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetis, karet sintetis, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat maupun vitamin.
Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi.
Bahan Dasar Petrokimia
Terdapat tiga bahan dasar yang akan digunakan dalam industri bensin diesel pertamina, yaitu olefin, aromatika, dan gas sintetis (syn-gas). Untuk mendapatkan produk petrokimia dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu:
- Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia.
- Mengubah bahan dasar menjadi produk antara.
- Mengubah produk antara menjadi produk akhir.
Olefin (alkena-alkena)
Olefin yaitu bahan dasar petrokimia yang paling utama. Produksi olefin di seluruh dunia mencapai milyaran kg per tahun. Di antara olefin yang paling banyak diproduksi adalah etilena (etena), propilena (propena), dan butadiena.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena adalah:
- Polietilena, merupakan plastik yang paling banyak diproduksi, plastik ini banyak digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus (sampul). Di samping polietilena sebagai bahan dasar, plastik dari polietilena ini juga mengandung beberapa bahan tambahan, yaitu bahan pengisi, plasticer, dan pewarna.
- PVC atau polivinilklorida, juga merupakan plastik yang digunakan pada pembuatan pipa pralon dan pelapis lantai.
- Etanol, merupakan bahan yang sehari-hari dikenal dengan nama alkohol. Digunakan sebagai bahan bakar atau bahan antara untuk pembuatan produk lain, misalnya pembuatan asam asetat.
- Etilena glikol atau glikol, digunakan sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil di daerah beriklim dingin.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena adalah:
- Polipropilena, digunakan sebagai karung plastik dan tali plastik. Bahan ini lebih kuat dari polietilena.
- Gliserol, digunakan sebagai bahan kosmetika (pelembab), industri makanan, dan bahan untuk membuat peledak (nitrogliserin).
- Isopropil alkohol, digunakan sebagai bahan-bahan produk petrokimia yang lain, misalnya membuat aseton.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiena adalah:
- Karet sintesis
- Nilon
Aromatika
Pada industri petrokimia, bahan aromatika yang terpenting adalah benzena, toluena, dan xilena. Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar benzena adalah:
- Stirena, digunakan untuk membuat karet sintetis.
- Sikloheksana, digunakan untuk membuat nilon.
- Kumena, digunakan untuk membuat fenol.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar toluena dan xilena adalah:
- Asam tereftalat, merupakan bahan dasar pembuatan serat.
- Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)
Syn-Gas (Gas Sintetis)
Gas sintetis ini merupakan campuran dari karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2). Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar gas sintetis adalah:
- Urea (CO(NH2)2), dibuat dari amonia dan gas karbon dioksida. Selain sebagai pupuk, urea juga digunakan pada industri perekat, plastik, dan resin.
- Amonia (NH3), yang dibuat dari gas nitrogen dan gas hidrogen. Pada industri petrokimia, gas nitrogen diperoleh dari udara sedangkan gas hidrogen diperoleh dari gas sintetis.
- Formaldehida (HCHO), dibuat dari metanol melalui oksidasi dengan bantuan katalis. Formaldehida yang dilarutkan dalam air dikenal dengan nama formalin, yang berfungsi sebagai pengawet specimen biologi. Sementara penggunaan lainnya adalah untuk membuat resin urea-formaldehida dan lem.
- Metanol (CH3OH), dibuat dari gas sintetis melalui pemanasan pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis. Sebagian metanol digunakan dalam pembuatan formaldehida, dan sebagian lagi digunakan untuk membuat serat dan campuran bahan bakar.
Dampak Pembakaran Bensin Diesel Blandning terhadap Lingkungan
Pernahkah kalian pergi berkunjung ke daerah yang sejuk? Dapatkah kalian merasakan kesegaran alam disana? Samakah dengan yang kalian rasakan pada saat berada di daerah perkotaan, terutama di bagian jalan raya? Dapatkah di bagian jalan raya kalian menghirup udara dengan nyaman dan terasa sangat segar? Di jalan raya biasanya kita merasakan udara yang panas ditambah lagi dengan asap kendaraan bermotor yang dengan sangat terpaksa harus kita hirup. Tahukah kalian bahwa asap kendaraan yang akan kita hisap itu sangat berbahaya bagi kesehatan kita? Tahukah kalian bahwa udara panas di daerah perkotaan itu juga disebabkan oleh pembakaran bahan bakar bensin diesel blandning, di samping asap dari pabrik? Berikut ini akan kita bahas satu per satu tentang gas-gas hasil pembakaran minyak bumi yang sangat membahayakan bagi kesehatan manusia. Berikut dampak penggunaan zat aditif pada bensin :
Karbon Dioksida (CO2)
Sebagaimana dengan gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara. Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di udara kita.
Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung pada manusia, sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya kandungan CO2 menyebabkan sinar inframerah dari matahari diserap oleh bumi dan benda-benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai efek rumah kaca atau green house effect.
Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya sulit dideteksi. Padahal gas ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena pada kadar rendah dapat menimbulkan sesak napas dan pucat. Pada kadar yang lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih dari 1.000 ppm dapat menimbulkan kematian. Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi darah. Oleh karena yang diedarkan ke seluruh tubuh termasuk ke otak bukannya HbO, tetapi justru HbCO.
Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang lebih kuat ikatannya dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena afinitas HbCO lebih kuat 250 kali dibandingkan dengan HbO. Akibatnya Hb sulit melepas CO, sehingga tubuh bahkan otak akan mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah yang akan menyebabkan terjadinya sesak napas, pingsan, atau bahkan kematian. Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi. Salah satunya adalah pembakaran bensin dan bilangan oktan, di mana pada pembakaran yang terjadi di mesin motor, dapat menghasilkan pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut.
2 C8H18(g) + 17 O2(g) –> 16 CO(g) + 18 H2O(g)
Sumber lain yang menyebabkan terjadinya gas CO, selain pembakaran tidak sempurna bensin adalah pembakaran tidak sempurna yang terjadi pada proses industri, pembakaran sampah, pembakaran hutan, kapal terbang, dan lain-lain. Namun demikian, penyebab utama banyaknya gas CO di udara adalah pembakaran tidak sempurna dari bensin, yang mencapai 59%.
Sekarang ini para ahli mencoba mengembangkan alat yang berfungsi untuk mengurangi banyaknya gas CO, dengan merancang alat yang disebut catalytic converter, yang berfungsi mengubah gas pencemar udara seperti CO dan NO menjadi gas-gas yang tidak berbahaya.
Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi tinggi juga dapat menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida nitrogen juga dapat menjadi penyebab hujan asam.
Keberadaan gas nitrogen monoksida di udara disebabkan karena gas nitrogen ikut terbakar bersama dengan oksigen, yang terjadi pada suhu tinggi. Reaksinya adalah:
N2(g) + O2(g) –> 2 NO(g)
Pada saat kontak dengan udara, maka gas NO akan membentuk gas NO2 dengan reaksi sebagai berikut.
2 NO(g) + O2(g) <–> 2 NO2(g)
Gas NO2 merupakan gas beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau seperti asam nitrat yang sangat menyengat dan merangsang. Keberadaan gas NO2 lebih dari 1 ppm dapat menyebabkan terbentuknya zat yang bersifat karsinogen atau penyebab terjadinya kanker. Jika menghirup gas NO2 dalam kadar 20 ppm akan dapat menyebabkan kematian.
Sebagai pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian pembuangan asap ditambahkan katalis logam nikel yang berfungsi sebagai konverter. Fungsi zat aditif pada bensin, Prinsip kerjanya adalah mengubah gas buang yang mencemari menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia. Proses pengubahan tersebut dapat dilihat pada reaksi berikut.
2 NO2(g) –> N2(g) + 2 O2(g)
Cukup sekian artikel yang dapat admin bagikan, semoga bermanfaat 🙂